Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama yang masih tetap populer di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk di kalangan mahasiswa. Pantun kampus adalah jenis pantun yang sering diucapkan atau ditulis oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Pantun kampus ini memiliki makna dan pesan tersendiri yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para mahasiswa.
Pantun kampus sering digunakan sebagai bentuk ungkapan perasaan, motivasi, atau sindiran terhadap suatu kondisi atau situasi yang sedang dialami oleh mahasiswa. Pantun kampus juga sering digunakan sebagai sarana komunikasi antar mahasiswa, baik dalam lingkup teman sekelas maupun teman seangkatan.
Salah satu contoh pantun kampus yang sering diucapkan adalah:
“Mahasiswa cerdas, rajin belajar
Berpikir kritis, tak kenal lelah
Masa depan cerah, harapan tersenyum
Tak akan menyerah, terus berjuang.”
Pantun kampus tersebut mengandung makna bahwa mahasiswa harus cerdas, rajin belajar, berpikir kritis, dan tidak kenal lelah untuk meraih masa depan yang cerah. Pantun ini juga memberikan motivasi bagi mahasiswa untuk terus berjuang menghadapi segala tantangan dan rintangan yang ada.
Pantun kampus juga sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai kehidupan kepada sesama mahasiswa. Pantun kampus dapat menjadi penyemangat bagi mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan atau kebingungan dalam menghadapi masalah akademik maupun non-akademik.
Dengan demikian, pantun kampus memiliki peran yang penting dalam kehidupan mahasiswa sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat, ekspresi, motivasi, dan pesan-pesan positif. Dengan mengungkapkan makna pantun kampus, mahasiswa dapat lebih memahami arti kehidupan dan menghadapi segala tantangan dengan sikap positif dan semangat juang yang tinggi.
Referensi:
1. Nasution, A. (2017). Pantun Kampus: Media Komunikasi Mahasiswa. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pendidikan, 3(1), 25-32.
2. Yusuf, A. (2019). Makna Pantun Kampus dalam Kehidupan Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 89-95.